About Me

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Assalamu'alaikum.. salam kenal, namaku Astrie Damayanti. Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. Silahkan menikmati cerita yang kubagi...

Kamis, 06 Oktober 2011

Persahabatan GNG 'n' AC


Panitia Makrab 2011
Mempersembahkan
Drama Musikal
Persahabatan GNG ‘n’ AC
Oleh: Astrie Damayanti
Diperankan oleh:
Girls Next Generation :
Esa Pratiwi                                          as                     Fruity
Anisa Bella Setyaningtias                   as                     Lemon
Tri Binta Jannati                                  as                     Kiwi
Anita Kusuma Rahayu                        as                     Apel
Yanuar Heni                                        as                     Anggur
Latifah Setiarini                                  as                     Nanas
Fela Sofa Aristiana                             as                     Sirsak
Ferbiana Ayu                                      as                     Jeruk
Anisa Silahturahma                             as                     Mangga
After Campus :
Eka Nur Jannah                                   as                     Bunga
Anggun Mega Pratami                        as                     Mawar
Shinta Pratiwi                                     as                     Anggrek
Titin Oktaviani                                    as                     Cempaka
Mila Ikrima                                         as                     Lili
Apik Kusumaningsih                          as                     Sakura
Mijil Setiasih                                       as                     Melati
Super Senior
Muflihatul Nikmah                             as                     Anima
Kusbanirah                                          as                     Jangkrik
Neti Nur Halimah                               as                     Kumbang
Yoga Mawarni                                    as                     Capung
Desi Irasaki                                         as                     Kunang
Pemain Tambahan:
Siti Latifah Hidayati                           as                     Dosen Lusi
Unun Solikhah                                    as                     Assistant Dosen
Dikha Septiani                                                as                     Penjaga Kantin 1
Dwi Suharti                                         as                     Penjaga Kantin 2
Lets Play
Narator:
            Sinar mentari kali ini menyejukkan mata memandang. Tak membuat mata mengerut ataupun harus memalingkan wajah menghindar dari sinarnya. Ia menyapa penuh senyum sayup, merah merona terpakan dedaunan hijau sentuhkan warna kilau pagi. Dingin merayu baturaden untuk segera bangun dari tidur semalam. Kampus 777 Baturaden yang masih kedinginan berselimut embun pagi masih sepi mahasiswa. Hingga semakin tinggi mentari kampus dijejali mahasiswa. Dari sekian banyak jurusan yang ada, jurusan seni lukis punya cerita menarik untuk disimak. Mereka punya cewek – cewek cantik yang bergabung dan menamai mereka girls next generation dan after campus. Ada satu kelompok yang tak asing ditelinga kedua kelompok cewek – cewek ini. Kelompok dengan anggota  lima lelaki yang punya daya pesona tinggi. Mereka terkenal dengan nama super senior.
Girls next generation punya anggota sembilan cewek cantik sedang after campus punya anggota tujuh cewek cantik pula. Kedua kelompok ini begitu akrab. Hingga suatu saat mereka tersandung sebuah masalah kecil. Semua kisah cerita mereka berawal di siang ini yang begitu merayu untuk segera menegukkan segelas es. Girls next generation dan after campus asyik menikmati obrolan mereka di kantin kampus. Di girls next generation ada Fruity, leader mereka yang tercantik, Lemon yang centil, Kiwi penuh gaya elegantnya, Apel si pendiam, Anggur sang penyair, Nanas yang punya pemikiran dewasa, Sirsak si sawo matang yang manis, Jeruk yang selalu ceria, dan Mangga yang imut.
After campus dileaderi oleh Bunga yang penuh pesona kecantikannya, Mawar yang punya senyum manis, Anggrek dengan segala pemikiran yang cemerlang, Cempaka yang punya wajah imut dan penuh tanda tanya, Lili yang selalu cerewet, Sakura yang punya pipi empuk, dan melati si hitam manis yang selalu tampil perfect.
Adegan 1
Girls next generation
Fruitly             : “Girls next generation, acara hari minggu besok rencana kalian mo ngapain?”
Lemon             : “Aku mo kencan dong ma pangeran kodokku?”
Nanas              : “Kencan mulu, apa nggak bosen?”
Lemon             : “Alhamdulillah yah, sesuatu yang tak membosankan untukku.”
Fruitly             : “Kalian semua apa ga ada rencana?”
Anggur            : “Ada, aku ma apel mau ikut ke pameran lukisan. Ya nggak Ap?
Apel                : “He-eh” (sambil mengangguk) “Ada yang mau ikut?”
Kiwi                : “Boleh juga. Aku ikutan yah. Kamu ga ikut Je?
Jeruk                : “Aku ada acara shoping, soalnya ada baju keluaran terbaru. Aku harus beli dong.”
Mangga           : “Memangnya ada apa si Fru tanya acara kita?”
Fruitly             : “Aku bete minggu besok yang sepi ga ada acara.”
Lemon             : “Makanya punya cowok dong biar minggu ga kesepian.” Celetuk lemon.
Fruitly                         : “Lemon kamu apa – apaan si, ga penting kali…Aku haus banget, enaknya pesen jus apa yah?”
Nanas              : “Kalo kita – kita sesuai nama dong?”
Fruitly             : “Hyuummmm……kalo aku apaan coba masa percampuran dari nama kalian. Rasa apaan tuh jadinya?”
Sirsak              : “Ya rasa buah – buahan, sesuai nama kamu fruit.”
Anggur            : “Udah sana pesen minuman.”
Fruitly             : “Ah nanti ah…rame.”
Tiba – tiba after campus datang menyapa girls next generation.
Bunga              : “Hai girls next generation!”
Girls next generation   : “Hai after campus.”
Bunga              : “Belom pesen makanan? Kami duluan yang pesen ya?”
Fruitly             : “Oks!”
After campus pun berlalu pergi dan memesan makanan mereka.
Melati              : “Ibu….. pesen lima ya!”
Ibu kantin        : “Iya mba nanti saya antar ke mejannya mba.”
After campus  : “Oke deh..!”
Anggrek          : “Yaa.. Bunga! Itu…” (sambil menunjuk seseorang yang sedang memesan minum)
Bunga              : “Itu apaan?”
Cempaka         : (Menoleh ke arah yang ditujuk bunga dan terkaget) “Haah….! Ani….maa bung!”
Bunga              : (Menoleh dan tersenyum) “Kalian duduk dulu sana aku ada rencana bagus.”
Mawar             : “Rencana apaan?”
Bunga              : “Sssssttttssss….jangan keras – keras. Udah sana duduk manis ditempat duduk kalian.” Sambil mendorong anggota after campus yang lainnya.
Narrator
            Seorang cowok cakep yang menunggu sabar minumannya jadi terlihat asyik dengan jari – jarinya yang bermain asyik di keyword handphone. Ia adalah Anima tanpa L, leader dari super senior. Ia tampak sendirian tanpa di temani Jangkrik, Kunang, Capung dan Kumbang. Arah mata Bunga tak ingin lepas dari wajah Anima yang begitu tampan.
Anima             : “Makasih mba minumannya.”
Mba kantin : “Iya mas anima, sama – sama. Ada yang ingin dipesan lagi?” dengan nada genit mba kantin penjual minuman mencoba merayu anima.
Anima             : “Ngga mba, makasih.”
Narrator
Anima segera kembali dan memilih tempat duduk. Namun mata dan jari tangannya tak luput dari handphone yang sedari tadi dipegangnya. Bunga pun melangkahkan kakinya cepat.


Girls next generation
Kiwi    : “Ayolah Fru pesen minum aku udah haus juga ni, lagian juga udah sepi inih.”
Fruity  : “Ia ia aku pesen…”
Fruity pun beranjak dari tempat duduknya. Ia segera menuruti permintaan teman – temannya. Arah matanya tertunduk kebawah melihat tali sepatunya yang lepas. Ia sangat tidak suka jika melihat tali sepatunya terlepas.
Fruity : “Menyebalkan!! Selalu saja…” Fruity berhenti sejenak dan ingin membenarkan tali sepatunya namun tiba – tiba seseorang dari arahnya menabraknnya keras hingga ia terjatuh. Minuman yang dibawa seseorang itu tumpah mengenai baju Fruity.
Buuuggghhhh!!! (Song: Terpesona)
Mata mereka saling bertemu. Nafas Fruity seolah terhenti sejenak melihat seseorang yang didepannya. Degub jantungnya ia rasakan begitu kencang dan keras. Ia segera memalingkan pandangannya. Mengusir segala yang ia rasa. Ia segera merubah wajah malunya dengan memasang muka kesalnya. 
Anima             : “Sorry sorry. . . aku yang salah ga liat – liat jalan.”
Fruity              : “Enak aja sorry. Bajuku basah tau! Enak aja kamu seenaknya bilang sorry.”
Anima             : “Tapiii  aku gak sengaja kok.”
Fruity              : “Gak sengaja gimana? Jalan lebar begini kok ga bisa minggir. Bedain donk mana yang ada orangnya apa nggak!”
Anima             : “Hey!! Aku sudah bilang maaf, apa maaf bagimu tidak penting!! Lagiyan juga gak disengaja. Inget yah gak disengaja!” Anima menjadi jengkel dibuatnya.
Fruity              : “Maaf?? gak penting! Bagiku perbuatan salah harus dibayar dengan perbuatan yang baik. Sekarang kamu pesen minuman buat kita, girls next generation”
Anima             : “Hah!!! Pesen minuman??!!”
Fruity              : “Kalau gak mau, aku kan balas kamu dengan dua minuman yang akan mendarat tepat diwajahmu. Bagaimana??”
Anima             : “Okeh – okeh”
Wajah Bunga yang tadi seakan menaburkan berjuta bunga kini berubah seketika melihat apa yang ia rencanakan gagal. Ia melihat Anima menuruti perkataan fruity. Anima terlihat menyembunyikan senyum di balik wajah kesalnya. Ia merasakan ada yang berbeda dari gadis itu. Fruity kembali duduk. Teman – temannya begitu kaget dengan apa yang dilakukan Fruity terhadap Anima.
Sirsak              : “Fru yang bener aja kamu nyuruh ka anima buat mesen minuman kita. Dia tuh kaka tingkat kita?”
Apel                : “Dia juga kan leadernya super senior?”
Fruity              : (menelan ludah dan berkata tergagap) Kaka tingkat? super senior?”
Girls next generation mengangguk bersama. Wajah Fruity tiba – tiba menampakkan ketakutannya. Anima kembali dan menghampiri fruity.
Anima             : “Udah tak pesenin tuh? Sembilan kan?”
Fruity              : “Iya ka, makasih.” (dengan muka merah dan sedikit gemetar ucapkan kata yang keluar)
Anima             : “Kenapa kamu? Masuk angin gara – gara ketumpahan jus?”
Girls next generation sedikit menahan tawa.
Fruity              : “Maaf ka.” (Dengan nada rendah)
Anima             : “Apah!! Kamu bilang apa barusan?”
Nanas              : “Fru bilang maaf kaka..” (dengan nada pelan dan menggoda Fruity yang tertunduk malu).
Anima             : (tersenyum manis) “Ia sama – sama. Boleh gabung kan?”
Anggur            : “Tentunya.”
Narator
Anima pun duduk disebelah Fruity. Fruity begitu malu hari itu. Ia benar – benar merasa menjadi bahan candaan oleh teman – teman girls next generation. Namun semenjak itu hubungan fruity dan anima menjadi lebih akrab. Entah ini sial atau beruntung bagi fruity kejadian ini menjadi awal untuk hatinya membuka hati yang tlah lama belum terketuk.
***

 Ruang kelas seolah tak bersahabat untuk girls next generation. Setiap mata after campus seolah mengikuti setiap gerak gerik girls next generation. Terutama Bunga yang terlihat kesal kepada Fruity. Seharusnya yang menabrak ka Anima adalah dirinya. Bunga menganggap Fruity telah menusuknya dari belakang. Fruity sengaja mendahului menabrak ka Anima. Sejak kejadian itulah after campus tak pernah menyapa dan bercakap – cakap dengan girls next generation. Girls next generationpun nampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Fruity benar – benar risih dengan apa yang terjadi. Ia sebenarnya ingin berkata empat mata dengan Bunga. Mengajaknya tuk membuka suara tuk katakan apa kesalahan girls next generation. Namun bunga selalu mengelak dengannya tak ingin bertemu.
Adegan 2
Fruity              : “Bunga! Sebenarnya apa salah kami? Tolong ceritakan padaku?”
Bunga              : “Nggak usah sok gitu lah…bilangnya ga tau apa – apa tapi dalam hati kamu tertawa. Munafik!”
Fruity              : “aku bingung dengan apa yang kau katakan Bunga, aku soklah, munafiklah dan aku memang tak tau! Bicaralah yang jelas!”
Bunga              : (tersenyum sinis) “Pintar sekali kau berbicara, ingat – ingat kejadian kemarin waktu di kantin!”

Narrator
Pembicaraan mereka terhenti. Bunga yang melihat dosen yang akan masuk kelas mereka langsung duduk. Fruity berbalik dan melihat dosen telah di depan mata. Ia segera menahan segala pertanyaan yang masih memenuhi isi otaknya. Dosen cantik dengan dandanan tipis duduk manis di kursi. Ia tampak terlihat tenang. Ia tak membawa laptop, buku ataupun kuas dan kanvas hari ini. Sepertinya ia hanya ingin memberitahukan pengumuman yang penting.
Dosen Lusi      : “Selamat pagi!”
Mahasiswa      : “Pagi, Bu…”
Dosen Lusi      : “Hari ini ibu hanya akan mengumumkan hal yang penting. Kampus kita akan mengadakan pameran. Silahkan kalian berlomba – lomba untuk mengaryakan lukisan yang indah dan menarik tentunya. Lukisan siapa yang nantinya terjual dialah yang mendapat nilai A dalam pelajaran ibu.”
Mahasiswa berbisik kegirangan dengan apa yang nantinya mereka peroleh jika lukisan mereka terjual.
Dosen Lusi      : “Seminar akan dibuka tiga hari lagi. Pikirkan matang – matang apa yang ingin kalian toreh di kanvas. Lukisan yang kalian buat haruslah karya diri sendiri. Ceritakanlah dirimu di lukisanmu. Ada pertanyaan?”
Fruity              : “Menceritakan diri sendiri di lukisan? Saya masih kurang mengerti. Bisakah ibu menjelaskannya?
Dosen Lusi      : “Menceritakan diri sendiri di lukisan. Buatlah setiap goresan kuasmu dengan tangan yang benar – benar mengalirkan nuansa hatimu. Buatlah cirri khas lukisanmu dengan pribadimu. Sehingga ketika seseorang memandang lukisanmu bukan sekedar gambar yang diabadikan namun begitu banyak perasaan yang ingin kau bagi dengan mereka yang begitu menikmati sebuah lukisan. Bagaimana? Apakah kalian paham?”
Mahasiswa      : “Iya Bu.”
Dosen Lusi      : “Baiklah ibu tunggu karya kalian. Semoga nilai A kalian dapatkan.”
Dosen Lusi segera meninggalkan ruang kelas. Seketika itu ruang kelas begitu berisik seperti dengungan lebah yang mengganggu telinga.
Fruty               : “Girls next generation! Gimana kalau kita bikin sama – sama. Kita cari tempat yang nyaman untuk mengkreasikan lukisan kita?”
Lemon             : “Boleh.”
Narrator
Girls next generation  semuanya  mengacungkan jempolnya menandakan kesetujuan mereka. Mereka memilih hari dan tempat yang mereka inginkan. Super senior yang mengetahui bahwa girls next generation akan membuat lukisan mereka di waktu yang sama dan tempat yang sama. Mereka menginginkan gabung dengan girls next generation. Fruity begitu senang karena ia dapat bertemu dengan  seseorang yang memang ia rindukan akhir – akhir ini. Taman kampus menjadi tempat mereka menorehkan kuasnya. Girls next generation sedang menyiapkan peralatan mereka, lalu super senior datang menyapa mereka.
Adegan 3
Super senior    : “Hai girls next generation!”
Girls next generation : “Hai kaka super senior!”
Anima mendekati Fruity yang masih bingung mengarahkan kuasnya.
Anima                         : “Ingin gambar apa Fru?”
Fruity              : “Entahlah aku masih bingung. Lah kaka sendiri?”
Anima             : “Aku ingin menggambar seseorang yang aku cinta.”
Fruity              : “Wah siapa tu ka? Jadi penasaran.”
Jangkrik, Kunang, Capung, dan Kumbang : “Ehm..Ehm….”
Kunang           : “Ternyata kau pintar merayu yah An?”
Anima             : “Merayu siapa?”
Capung            : (mendekati Fruity dan berbicara dengan suara rendah) Fru, aku ingin tanya sesuatu padamu.”
Fruity              : “Hem …… emang mau tanya apa?”
Capung            : “Mmm ………Kiwi dah punya cowo belum si?”
Fruity              : “Cie cie……yang mau PDKT nih……!” (langsung menengok ke arah kiwi) “Wi da yang mau PDKT nich……cie cie!!!”
Kiwi                : “apaan si fru………”
Fruity              : “Cie cie,,,udah gi sana samperin, ngga usah pake acara malu-malu segala.
Capung mendekati kiwi dengan wajah merahnya. Dilain sisi terlihat Kumbang yang sedang asyik berbincang dengan jeruk.
Kumbang        : “Jerruukk…, jika kau menjadi bunga akulah kumbangnya.”
Jeruk                : “Aku kan buah jeruk mana bisa jadi bunga.”
Kumbang        : “Bukan itu Jejeku sayang, itukan pengandaian.”
Jeruk                : “Owh..yayaya…”
Kumbang        : “Bapak kamu tukang pompa yah?”
Jeruk                : “Bukan! Enak aja..!
Kumbang        : “Aduhh kok bisa aku suka cewek kaya Jeje gini”(Sambil menepuk dahi) “Jeje bisa bilang iya dulu ga?”
Jeruk                : “Iya apanya”
Kumbang        : “Iya bapak kamu tukang pompa”
Jeruk                : “Memang kenapa si. Maksa banget!”
Kumbang        : “Kalau tak paksa jadi cewekku mau ngga?”
Jeruk                : (terdiam dan tersipu malu) “Mmmm He-em” (mengangguk pelan). (Song = Panah Asmara).
Narrator
Lama mereka mengerjakan lukisan mereka. Nampak pada garis wajah mereka yang serius menggarap apa yang mereka tuangkan di kanvas. Fruity meregangkan tulang belakangnya dengan menarik kedua tangan ke atas. Menggerakkannya ke kanan dan ke samping. Hari semakin sore saja, mereka terlilhat lelah dengan apa yang mereka kerjakan. Rasa penat juga telah menggelayut pada cewek girls next generation. Dan mereka putuskan tuk meneruskan lukisan mereka sendiri – sendiri di rumah.
***
            Pameran sedang berlangsung, girls next generation dan after campus menunggu dengan cemas hasil karya mereka apakah laku terjual atau tidak. Terlihat bunga yang Nampak masih murung dengan Fruty duduk di depan kelas. Anima yang ingin bertemu dengan fruity menghentikan langkahnya sejenak. Ia melihat dompet tergeletak di lantai. Anima menoleh pada punggung gadis itu. Animapun bertanya padanya tentang kepemilikan dompet.  Anima menyadari gadis itu sedang menangis. Isakannya terdengar jelas. Ia pun segera mendekatinya. Anima duduk disamping Bunga. Bunga tak menyadari bahwa yang disampingnya adalah Anima.
Adegan 4
Anima             : (menyodorkan dompet) “ini punya kamu?”
Bunga              : (sambil mengusap air matanya dan menengok ke arah suara) “Ka Anima!”
Anima             : “Loh kok kaget itu memangnya aku ini seseram apa si?”
Bunga              : “Ngga ka,..ngga serem ngga. Makasih ya.. aku malah ga nyadar dompetku jatuh.”
Anima             : “Perasaan kita pernah ketemu waktu dikantin?”
Bunga              : (kaget) “Ia..ka.”
Anima             : “Kenalin aku anima.”
Bunga              : “Bunga.”
Anima             : “Mmm…temen sekelas ma Fruity kan? Dia ada di kelas ngga yah?”
Bunga              : “Kebetulan ia tadi pergi. Tadi si bilang padaku agak lama perginya.”
Anima             : “Ohh…”
Narrator
Fruity ternyata melihat percakapan mereka dari depan pintu kelas. Bunga berbohong pada Anima. Fruity hanya diam dan tak lakukan sesuatu dengan obrolan mereka. Fruity melihat mata Bunga yang berbinar cerah setelah melihat Anima. Padahal tadi ia menangis, entah apa yang Bunga tangisi. Sebenarnya Fruity ingin mendengarnya tadi, membuka obrolan dengan Bunga sebelum Anima datang. Fruity membalikkan tubuhnya dan ingin kembali bergabung dengan teman girls next generation. Namun langkahnya terhenti oleh salah satu anggota after campus.
Adegan 5
Lili                   : “Fru, bisa bicara sebentar.”
Fruity              : “Bicara apa?”
Lili                   : (mengarahkan arah matanya ke Bunga dan Anima)
Fruity yang mengerti maksud Lili pun segera mengiyakan.
Lili                   : “Aku tahu kamu pasti masih bingung sama kita. Kamu ingat kejadian di kantin yang waktu Ka Anima menabrakmu?”
Fruity              : “Ingat.”
Lili                   : “Bunga ingin lakukan itu pada ka Anima.”
Fruity              : “Jadi….”
Lili                   : “Aku tahu ini salah paham, aku ga tahan dengan girls next generation ma after campus semakin sengit tiap hari tanpa tahu akar masalahnya. Diam membuatku semakin jengkel saja.”
Fruity              : “Aku mengerti sekarang. Makasih ya Li. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Bunga.
Narrator
Bunga dan Anima semakin lama saja mengobrol entah apa yang mereka obrolkan, tetapi rasanya semakin menarik. Fruity yang sedari tadi memerhatikan mereka. merasakan hal yang aneh berbisik padanya. Apalagi setelah mendengar dari Lili bahwa bunga memang sudah suka dari dulu dengan Anima. Bisikan – bisikan yang memang mebuat Fruity semakin bingung. Ada rasa kesal dihatinya melihat Anima terlalu dekat mengobrol dengan Bunga. Namun sayangnya Fruity tak tahu bahwa rasa yang ia rasakan adalah cemburu karena telah jatuh cinta dengan Anima. Fruity bersedih menekuk wajahnya yang cantik.
            Pameran telah usai. Dosen Lusi melangkah cepat bersama assistant dosen yang membawa dua lukisan yang tertutup rapat. Mulutnya seolah tak sabar ingin memberi selamat kepada anak – anak yang berhasil lukisannya terjual. Dosen Lusi memasuki kelas.
Adegan 5
Dosen Lusi      : “Hari ini ada dua lukisan yang terjual.”
Mahasiswa      : (ramai berbisik penuh tanda tanya besar siapakah yang dimaksud dosen Lusi)
Dosen Lusi      : “Tolong bawakan lukisan yang tadi” (berbicara pada assiten dosen) “Karya ini adalah yang dipesan oleh seseorang.”
Dosen Lusi      : “Selamat untuk (Diam)  “ Fruity!!!”
Assiten dosen membuka lukisan yang pertama. Fruity tak percaya ia langsung mendapatkan tepuk tangan dari teman – temannya.
Dosen Lusi      : “Selamat juga untuk” (kembali diam) “Bunga!!!”
Bungapun kaget juga dengan hasil yang ia peroleh. Sorak selamat mencuap penuh dari anak – anak kelas.
Dosen Lusi      : “Mengapa lukisan Fruity dan Bunga yang terjual? Ibu akan jelaskan sedikit. Kalian perhatikan baik – baik setiap goresan warna dan torehan tuas. Lukisan Fruity, ia menggambarkan hatinya yang sedang bingung. Ada tanya besar mengenai hati seseorang. Dia merasa bingung dengan tergambarnya seseorang yang duduk termangu yang menangkap wajah sedih sambil memandang hampar luas segala yang indah. Sedangkan lukisan Bunga ia gambarkan penuh emosi yang besar. Emosi kemarahan dengan kesalahan seseorang. Namun ada sisi lembut dari lukisannya. Menurut pembeli lukisan ini kedua lukisan ini saling berinteraksi satu sama lain. Lukisan ini seolah hidup ingin berbicara secara jelas. Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk kalian berdua yang mendapat nilai A.
Dosen Lusi meninggalkan kelas. Fruity memandang wajah bunga yang kini sedang merayakan bersama teman – teman after campus.
Anggur            : “Kamu kenapa Fru, sepertinya ada yang mengganjal di hatimu? Apa kamu ga suka dapat nilai A?”
Fruity              : “Bukan, aku hanya ingin sekali bicara bersama Bunga seperti dulu lagi.”
Tiba – tiba Super senior datang ke kelas mereka.
Anima             : “Hai Fru!”
Girls next generation   : “Ehmm…cie..cie…”
Fruity              : “Apaan si!”
Anima             : “Punya waktu sebentar ga?”
Fruity              : (memandang bunga) “Aku ada janji sebentar ma Bunga mau bicara. Kalau memang penting, Ka Anima bicara sekarang saja.”
Anima             : “Jika kau ingin aku bicara disini aku kan ungkapkan saat ini juga.”
Fruity menangkap keseriusan Anima. Deguban jantungnya membuat ia kewalahan menghadapi diri sendiri. Anima memegang tangan Fruity.
Anima             : “Kau bicara padaku dengan suara keras ketika kali pertama aku mencoba mengenalmu. Sengaja tak melihatmu dengan segala caraku tuk bisa menabrakmu dan menuangkan jus ke bajumu. Itulah cara satu –satunya untuk bisa bicara padamu. Aku merasakan apa yang aku resahkan selama ini tentang dirimu begitu menghantuiku dan begitu membuatku bicara bahwa aku menyukaimu.”
Wajah Fruity dan Bunga kaget mendengar kata demi kata yang Anima ucapkan. Kejadian di kantin itu memang sengaja Anima lakukan untuk Fruity agar bisa dekat dengan Fruity. Hati Fruity serasa ingin terbang menari – nari di  atas awan. Menikmati pelangi sehabis hujan. Ingin katakan jawaban “ia” pada Anima.
Fruity              : “Aku memang menyukai hari perama kita berkenal. Aku dibuatmu malu akan ketidaktahuanku. Aku dibuatmu gugup saat bicara padamu. Dan sekarang aku dibuatmu merona di depan teman – temanku. Hanya saja aku tak ingin secepat itu untuk mengucapkan jawaban padamu. Karena sebelum aku katakan jawabannya padamu aku ingin mendengar suara hati temanku Bunga.”
Bunga              : “Fru maafkan aku. Aku kira kaulah yang merebut segalanya dariku. Ternyata aku salah. Ka Anima yang menginginkanmu, kemarin aku dan ka Anima banyak bicara tentang ini. Aku menyesal telah mencurigai sahabat sendiri.”
Fruity              : “Tak usah minta maaf Bunga, itu semua sebenarnya telah kau jelaskan padaku di lukisan ini. Dosen Lusi katakan bahwa ada sisi lembut di lukisan ini kan? Inilah sisi lembutnya, sebuah gambaran maaf untukku walau kau begitu marah padaku.”
Bunga dan Fruity saling berpelukan. Semua girls next generation, after campus dan super senior bersorak bahagia.
(Song : Sahabat, Audy)
Fruity              : “Aku juga menyukaimu ka Anima.” Ucap fruity berbisik pada Anima.

Narrator
Akhirnya semua kembali semula. Persahabatan antara girls next generation dan after campus terjalin kembali semakin kuat dengan adanya orang ketiga super senior yang menambah keceriaan warna warni sahabat. Persahabatan memang butuh bicara. Apa yang ingin kita sampaikan kepada sahabat kita bicaralah, jangan disimpan di hati. Ini hanyalah menambah rasa sakit hati saja dan menambah dendam saja.

THE END

2 komentar: