About Me

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Assalamu'alaikum.. salam kenal, namaku Astrie Damayanti. Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. Silahkan menikmati cerita yang kubagi...

Minggu, 22 April 2012

ku titipkan rinduku padaMu

aku harap rindu ini berada pada tempatnya
rindu yang ku titipkan padaMu tuk sampaikan padanya,
Ya Allah
aku ragu akan hadirnya dia dalam hatiku
slalu ingin ku tundukkan diriku ketika membahasnya,
dalam tiap doaku
malu hati ini menyampaikan cinta pada selainMu,
Ya Allah
cinta ini tumbuh sebelum waktunya
jagalah untukku biar jadi baik akhlakku
bukan merusakku yang terpaku cinta semu
bedakanlah cinta syahwat dengan cinta sejati padaku
bimbinglah aku untuk mencintanya lewat jalanMu
Ya Allah
aku percaya tak akan percuma
ketika cinta ini kulibatkan padaMu
sampaikanlah diamku padanya karenaMu
aku akan menunggu jawabMu
dia yang tepat untukku
saat dia datang menemui orang tuaku
bermaksud mengkhitbahku

Sabtu, 14 April 2012

Sepenggal cerita yang ingin ku bagi dalam perjalananku.....


Aku semakin tak fokus dalam mengendarai sepeda motor. Kecepatan 40 km/jam membuatku seolah berjalan mundur yang semula berkecepatan 80 km/jam. Memalingkan perhatianku dari banyak kendaraan yang menyalipku. Memerhatikan jalan berjajar pepohonan di kanan kiri yang indah menyejukkan udara pagi ini. Sederet rumah mengepulkan asap dapurnya dan membumbung keluar bertautan dengan embun pagi. Kaca helmku yang gelap sengaja aku buka ketika melintasi bendungan gerak serayu. Sungguh menawan hati. Sungai serayu mengalunkan air segar menyentuh pagi yang menguap sejak dari tadi. Kukus putih bertebaran riang dari pepohonan yang basah oleh embun. Lika liku jalan seperti sirkuit balap motor moto gp membuat tarian indah ketika kendaraan melintasinya. Bukit cemara disebelah kanan jalan merindangkan suasana. Sedang bendungan gerak serayu disebelah kiri jalanku yang masih terlihat sepi memukau dengan bangunan lamanya. Belum lagi sebuah jembatan lintas kereta api memenggal sungai serayu terhubung ke jalan bukit sana. Inilah apa yang aku nikmati dari Wangon – Purwokerto. Waktu satu jam membuatku tak bosan dengan suguhan alam yang megah.

Sabtu, 10 Maret 2012

cerita si tua yang renta


Cerita si tua yang renta
Oleh Astrie Damayanti

Di kursi panjang ini aku melihatnya
Dia yang renta
Gemetar ringkih hati meronta
Berdiri di akhir baris tertata
Mengatup sayup lelah tak berkata
Sakitkah atau takutkah
Keduanya terlihat sama tak terbelah

Wanita tua yang meronta
Terbatuk lirih menahan lara
Bibirnya terkatup pecah
Dari tangannya tergenggam seribu rupiah
Berharap obat ia dapatkan segera
Apakah dia yang tua
Pantas mendapat sehatnya

Dia yang renta terbalut selendang biru
Kembali berucap sendu
Samakah dia dengan Koran yang sekali baca
Atau kaleng bekas di jalan
Hingga tak mendapat tempat nyaman
Dimanakah pelayanan kesehatan
Yang terdengar seperti lantunan nyanyian
Apalah arti kata merata
Jika si miskin yang tak punya apa-apa
Tak bisa merasa 

Hati tergugah berkata
Dimana ia harus layangkan cerita
Di depan bangunan putih yang mati
Yang bisu dan tuli
Atau di depan mereka yang punya kuasa
Slalu terumbar janji palsu
Berujung dusta tak bermutu
Andai janjimu dapat ditukar obat
Pasti si renta tak lama menunggu

Dia yang renta lelah dan lusuh
Bertepi mencari teduh
Mendekat duduk disampingku
Menyimpulkan senyum yang luluh
Membisikkan tanya lirih padaku
Layakkah si miskin yang renta sepertiku
Harusnya tak boleh sakit mengadu
Tak ada jawaban pasti terucap segera
Dari bibirku ataupun
Bibirmu masih terdengar sama

inversio utero


A.    PENGERTIAN
      Kegawatdaruratan pada kala III yang dapat menimbulkan perdarahan adalah terjadinya inversio uterus. Inversio uterus adalah keadaan di mana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit (Sarwono Prawirohardjo,2008).
      Inversio uterus adalah inversi atau prolaps uterus ke dalam vagina, atau di vulva selama kala ketiga persalinan, mengakibatkan kolaps atau mendadak dan serius pada ibu (Cuerden, 2001).

B.     ETIOLOGI
Inversio uteri biasanya dijumpai pada atau sesudah kala III persalinan. Tekanan pada fundus uteri yang di lakukan ketika uterus tidak berkontraksi baik, tarikan pada tali pusat, kontraksiyang tidak normal, dapatmerupakan permulaan masuknya fundus uteri ke dalam kavum uteri, dan kontraksi uterus berturut-turut mendorong funus yang terbalik ke bawah. Korpus uteri terbalik dapat melewati serviks uteri yang terbuka sampai ke vagina. Jika penderita dapat mengatasi peristiwa ini dengan uterus tidak direposisi, penyakitnya menjadi menahun. Inversion uteri dapat pula terjadi di luar persalinan. Mioma uteri submukosum yang sedang dilahirkan secara perlahan-lahan menarik tempat insersinya pada dinding uterus ke bawah kavum uteri, dan menyebabkan inversio uteri menahun. (Prawirohardjo, 2009)
      Faktor yang memungkinkan inversio uterus terjadi adalah adanya atonia uteri, serviks yang masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan yang menarik fundus ke bawah (misalnya karena plasenta akreta, inkreta dan perkreta, yang tali pusatnya ditarik keras dari bawah) atau ada tekanan pada fundus uteri dari atas (maneuver Crede) atau tekanan intra abdominal yang keras dan tiba tiba (misalnya batuk keras atau bersin) (Prawirohardjo,2008).

Tanda dan Gejala Inversio Uteri adalah  
Uterus terlihat
·         Uterus bisa terlihat sebagai tonjolan mengilat, merah lembayung di vagina.
·         Plasenta mungkin masih melekat.
Perdarahan
·         Tanda paling sering prolaps uteri adalah perdarahan, tetapi cepatnya ibu mengalami kolap tidak sesuai dengan jumlah kehilangan darahnya (Magill-Cuerden,2001).
Syok berat
·         Syok berat dan mendadak, tidak dapat diterangkan (Magill-Cuerden,2001).
Nyeri
·         Nyeri abdomen bawah berat, disebabkan oleh penarikan pada ovarium dan peritoneum serta bisa disertai rasa ingin defekasi (Kroll & Lyne, 2002).
(Vicky Chapman, 2003)
Gambar 1. Akibat traksi talipusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan menyebabkan inversio uteri


            Gejala klinik pada inversio uteri meliputi:
1.      Terjadi spontan atau karena tindakan Crede yang terlalu cepat.
2.      Tarikan ligamentum infundibulopelvikum dan ligamentum rotundum, menarik pula peritoneum sehingga menimbulkan rasa nyeri yang dalam.
3.      Dapat disertai plasenta yang masih melekat.
                  (Manuaba, 2001)

C.     PATOFISIOLOGI
      Uterus dikatakan mengalami inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu, lingkaran konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi darah. Dengan adanya persalinan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada ligamentum-ligamentum, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul karena peningkatan tekanan intra abdominal dan faktor usia.
      Karena serviks terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus (borok). Dapat menjadi sistokel karena kendornya fasia dinding depan vagina (mis : trauma obstetrik) sehingga kandung kemih terdorong ke belakang dan dinding depan vagian terdorong ke belakang. Dapat terjadi uretrokel, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut. Dapat terjadi rektokel, karena kelemahan fasia di dinding belakang vagina, oleh karena trauma obstetri atau lainnya, sehingga rektum turun ke depan dan menyebabkan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan. Dapat terjadi enterokel, karena suatu hemia dari kavum dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan. Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps vagina.Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina dapat berdiri sendiri .

D.    DIAGNOSIS
      Diagnosis inversio uteri akut biasanya tidak sulit. Gejala-gejalanya syok, nyeri keras dan perdarahan, tidak terabanya fundus uteri di bawah pusat, dan adanya tumor lembek di vagina yang keluar dari serviks uteri yang sedikit terbuka memastikan diagnostik. Pada inversion uteri menahun terlihat serta teraba pada pemeriksaan ginekologik sebuah tumor kenyal kemudian cincin dalam vagina yang dengan tangkainya masuk ke dalam dengan melewati lingkaran, yakni ostium uteri eksternum yang sedikit terbuka, sedang di atas serviks uteri tidak teraba adanya korpus uteri. (Prawirohardjo, 2009)
Diagnosis dari inversio uterus adalah
1.      Pemeriksaan pascapartus, fundus uteri tidak teraba di tempat.
2.      Terdapat lekukan didaerah fundus uteri berlokasi.
3.      Pemeriksaan dalam:
a.       Mungkin plasenta masih teraba
b.      Teraba benda lunak dalam liang senggama atau masih dalam kavum uteri
(Manuaba, 2001)

E.     KLASIFIKASI
Inversio dapat terjadi pada masa nifas atau di luar masa nifas. Di luar masa nifas biasanya parsial atau inkomplit dan sering dihubungkan dengan adanya tumor uterus. Sedang inversio yang terjadi pada masa nifas dapat terjadi akut atau kronik dan jarang terjadi serta sering berulang.
Tipe inversio uteri
1.      Inversio lokal : fundus uteri menonjol sedikit ke dalam kavum uteri.
2.      Inversio parsial tonjolan fundus uteri terbatas hanya pada kavum uteri.
3.      Inversio inkomplit : penonjolan sampai mencapai kanalis servikalis.
4.      Inversio komplit : tonjolan telah mencapai ostium uteri eksternum.
5.      Inversio total : tonjolan telah mencapai vagina atau keluar vagina.
(Prawirohardjo, 2009)

Inversio uteri dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1.      Tingkat pertama
Fundus masuk uteri tetapi belum melewati kanalis servikalis.
2.      Tingkat kedua
Fundus masuk ke dalam kavum uteri dan telah berada dalam vagina.
3.      Tingkat ketiga
Fundus uteri mengalami inversio total dan tampak di luar vagina dan dapat disertai plasenta yang masih melekat.
(Manuaba, 2001)
F.      PENATALAKSANAAN
Sebagai tindakan pencegahan, dalam memimpin persalinan harus selalu waspada akan kemungkinan timbulnya inversio uteri. Janganlah memijat-mijat uterus yang tidak berkontraksi dan lembek, dan jangan mengadakan tarikan pada tali pusat, sebelum yakin bahwa plasenta sudah lepas. Pada inversio uteri yang sudah terjadi, sambil mengatasi syok dilakukan reposisi manual dalam narcosis. Tangan kanan seluruhnya dimasukkan ke dalam vagina, melingkari tumor dalam vagina, dan telapak tangan mendorong perlahan-lahan tumor ke atas melalui serviks yang masih terbuka. Setelah reposisi berhasil, tangan dipertahankan sampai dirasakan uterus telah berkontraksi, dan kalau perlu dimasukkan tampon ke dalam kavum uteri dan vagina. Tampon dibuka setelah 24 jam. Sebelumnya di berikan uterotonika lebih dulu sebelum tampon diangkat ( Prawirohardjo, 2009).
Umumnya reposisi, segera setelah inversio uteri terjadi, tidak sulit. Pada inversio uteri menahun prosedur di atas tidak dapat di lakukan karena lingkaran kontraksi pada ostium uteri eksternum sudah mengecil dan menghalangi lewatnya korpus uteri yang terbaik. Dalam hal ini perlu dilakukan operasi setelah infeksi diatasi. Operasi vaginal terdiri atas operasi menurut Kustner dan operasi menurut Spinelli. Pada operasi ke dua pemotongan dilakukan di sebelah depan. Pemotongan lingkaran dan dinding di atasnya memungkinkan reposisi sesudah itu, lika dijahit kembali. Haultain dan Huntington mengusahakan reposisi dengan laparotomi. Akhirnya, pada wanita yang mendekati akhir masa reproduksi dapat dilakukan histerektomi. ( Prawirohardjo, 2009).
Tatalaksana pengelolaan pada inversion uterus harus segera mendapat pertolongan.
1.      Pasang infuse rangkap, mempersiapkan darah yang cukup.
2.      Berikan tokolitik;
a.       Ritrodine.
b.      Magnesium sulfat.
3.      Hilangkan rasa nyeri dengan pethidine atau morfin.
4.      Lekukan reposisi:
a.       Anesthesia segera dengan general anesthesia.
b.      Reposisi pervaginam plasenta manual, massase, uterotonik, oksitosin, dan metergin.
5.      Bila gagal reposisi, lakukan tindakan operasi:
a.       Transabdominal menurut Haultein.
b.      Transvaginal menurut Spinelli.
(Manuaba: 2001)

Gambar 2.
Reposisi Inversio Uteri.
(a)     Inversio uteri total (b) Reposisi uterus melalui servik. (c) Restitusi uterus